Jumat, 14 Mei 2010

Menanti dan merimdukan cahaya mentari bersinar, HMI cabang Limboto

aku (HMI) sudah terlahir di cabang Limboto, pahit dan manis telah kurasakan dalam kurun waktu +/- 10 tahun, sudah banyak pula yang telah kulahirkan, mulai dari masalah yang bersifat mengacau hingga pengabdianku kepada kepada umat dan bangsa, aku ingin menangis atas masalah yang telah kutimbulkan, ingin aku sesali atas mereka yang telah kulahirkan yang tidak punya rasa prihatin serta menghancurkan namaku, mereka bagaikan penari yang menari diatas penderitaanku, aku merindukan manisku bersama orang-orang yang selalu taat dalam perjuanganku.(Keumatan dan kebangsaan), aku sangat merindukan mereka, aku ingin mereka terlahir ditubuhku... ingin kutangisi rinduku dengan Puisiku

dalam diamku
bukan tiada bara yang menunggu
terus kumenanti adakah semangat menggelegar
menyambar semangat jiwa tuk hidup

kulihat ombak di pantai
daun pohon dipinggiran melambai dihembus angin
Alun mengalun meliuk sampan
Rangkaian pesona lukisan Illahi

Berlatar langit yang kelabu
kumerenungi pikiranku
Terbang melayang jiwa kasmaran
Ingat akan Kenangan manis di Cabang Limboto

Masihkah mereka teringat janji
Dalam romansa berlaksa cerita
Indah kata merajuk sukma
Membayang sayang pesona cinta

Oh, semilir angin pantai
Sampaikan salam rindu kepada kenangan manisku
Di dermaga hati ini
Berharap-harap kenangan itu kembali terpindai.

hari ini kulihat mereka (Kader HMI Cabang Limboto) sedang menjalankan Forum mulia, dengan kecerdasan serta arif mereka telah memilih TEMPAT (KETUA) untuk aku agar aku bisa melihat mentari yang telah lama redup, yang tak pernah kulihat lagi, sungguh aku sangat merindukannya. (TEMPAT) itu begitu strategis hingga aku tersenyum, semangat membara, harapanku untuk berjuang demi keumatan dan kebangsaan tlah menggelegar. Terima kasih ANAK-ANAKKU (Kader-2 IJO ITAM) engkaulah harapanku..

Kronologis singkat KONFERCAB
KONFERCAB HMI Cabang Limboto, telah dilaksanakan. dimulai dari Pukul 10 pagi yang dibuka langsung oleh Kakanda Rajak (Wakil ketua Majelis Kahmi cabang Limboto) dan setelah itu agenda acara dimulai dengan Pimpinan sidang pendahuluan adalah Fahmi, Irfin, Fadli, Dan Atin. jalan ceritanya sedikit alot, namun bisa terselesaikan dengan baik berkat kearifan peserta. agenda laporan pertanggung jawaban Oleh Pengurus HMI Cabang Limboto periode (2009/2010) yang dipaparkan langsung oleh ketua umum (Avan Suyanto) berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit insiden antara Presidium sidang dengan Kanda Xanana (!) tapi sekali lagi berkat kearifan serta kecerdasan masing masing, masalah yang timbul tidak berarti, dan mutlak untuk pertanggung jawaban diterima sepenuhnya oleh komisariat yang ada di Hmi Cabang Limboto . selanjutnya memasuki pemilihan ketua umum HMI Cabang Limboto ada dua kandidat yang bertarung (Marten Dan Fahmi) dan keduanya memenuhi persyaratan untuk berkompetisi, namun akhirnya hasil akhir pungutan suara yang telah menentukan dengan mutlak yang akan menentukan nasib kepemimpinan HMI Cabang Limboto adalah Fahmi Mopangga.

Di akhir kata????
Alhamdulillah Pesta demokrasi terbesar HMI Cabang Limboto telah selesai, tetapi bukan berarti tugas kita sebagai kader HMI telah selesai, tulisan diatas (Menanti dan Merindukan Cahaya......) hanyalah sebuah analogi andaikan HMI itu bernyawa maka rintihannya seperti itu
semoga apa yang telah kita tanam, nantinya akan beroleh buah yang manis, lebih manis dari madu.AMIN.....
dan untuk teman-teman semua terima kasih atas segala partisipasinya yang telah menyelenggarakan KONFERCAB VI HMI cabang limboto . YAKUSA.

Senin, 03 Mei 2010

CATATAN SANG PEMIMPI (KADER "HH")


Sekalipun sudah terpuruk, optimis rekonstruksi gerakan Kader HMI yang akan memimpin rakyat dalam mendorong Terbinanya insane akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT masih tetap ada. Optimisme ini bukan hanya karena prinsip "jangan pernah menyerah untuk membuat perubahan" tetapi lebih kepada dasar pemikiran bahwa selalu ada cara dan celah untuk membangunkan "naga tertidur". Pemikiran ini didasarkan pada pemikiran bahwa masih ada Kader-kader yang resah dan muak atas kondisi kekinian serta siap berkorban demi pencapaian tujuan luhur bangsa ini.
Kalaupun belakangan ini, gerakan tersebut terkesan impoten dalam memimpin perubahan, ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan, yaitu: (1) minimnya pemahaman idiologi dan kapasitas diri dari aktor pergerakan, (2) paradigma gerakan yang tidak berbasis kekinian, (3) terminologi naga dan shincan, (4) terkungkung dalam sekat gerakan sosial. Sehingga Perjuangan HMI Cabang Limboto,disaat kami masuk HMI, saat itu hingga sekarang merupakan suatu tantangan tersendiri yang memiliki cerita yang mengasikkan, penuh suka maupun duka. Sungguh perjalanan yang memiliki arti tersendiri buat saya, dalam mengenal kehidupan dunia kampus dan bisa mengenal dunia luar seutuhnya. Banyak hal yang telah saya peroleh sabagai kader HMI dan sebenarnya masih banyak pula yang harus saya pelajari dengan keterbatasan ilmu, waktu dan umur kelak saya dipanggil kembali untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatan di dunia ini.
Dalam perjuangan sebagai mahasiswa dan anggota HMI hingga saat ini, saya melihat khususnya dunia pendidikan kampus dan pendidikan HMI sebagai kampus alternative di Limboto, tak banyak memberikan konstribusi penting bagi daerah dan masyarakatnya. Sebenarnya banyak ide-ide yang ingin dilaksanakan, namun segala hambatan & rintangan selalu saja menghadang ketika kami menginginkan suatu tatanan kecil dalam masyarakat HMI dan masyarakat kampus untuk berbuat yang terbaik sebagaimana yang diharapkan dari Konstitusi HMI.
Sebuah kalimat yang pernah disampaikan oleh beberapa senior, bahwa “Jadilah kalian sebagai pribadi kalian sendiri, jangan pernah mendikte apa yang pernah diperagakan orang lain. Karena sesungguhnya kalian memiliki karakter yang berbeda-beda, tetapi memiliki tujuan yang satu”. Hal inilah yang menjadikan kami, kader HMI disetiap angkatan menjadi lebih percaya diri dalam mempelajari arti kehidupan yang sesungguhnya, hingga sampai saat ini kami pun masih bersama dan ada juga yang telah selesai dari studinya.
Tak terasa, dalam kurun waktu Tiga Tahun kami ber-HMI, cukup banyak tantangan dan hambatan yang dirasakan oleh SAYA selaku kader HMI. Tulisan berikut ini berupaya untuk menceritakan secara singkat perjalanan Kami sebagai kader.
Penggalan-penggalan cerita singkat, dimulai dari pelaksanaan Latihan Kader selama ini selalu saja ada kisahnya, baik itu suka maupun duka. Dari susahnya menyiapkan kegiatan, mencari sesuap nasi untuk peserta tranning, mempersiapkan administrasi, pelaksanaannya hingga gangguan makhluk halus maupun makluk nyata selalu membawa kenangan tersendiri. Mempersiapkan berbagai kegiatan pun sama susahnya, karena dibutuhkan pengorbanan penuh baik itu materi, tenaga hingga aktifitas pribadi bahkan status sebagai pekerja pun ditinggalkan demi menyukseskan agenda-agenda perkaderan HMI. Beberapa kader HMI pun telah menjadi syuhada (lebih memilih HMI) dalam perjuangan tersebut.
Tak hanya gangguan yang sebatas hal-hal tehnis, namun gangguan yang menggunakan kekuatan eksternal pun pernah kami hadapi. Segala bentuk pengancaman, baik pribadi saya maupun organisasi ini telah kami terima, dari dinamika internal kampus hingga eksternal kampus menjadi kenangan tersendiri buat saya dan rekan-rekan seperjuangan. Beberapa kader HMI pun telah merasakan nikmatnya tinggal di balik jeruji besi karena persoalan internal kampus bahkan karena membantu menyuarakan aspirasi masyarakat. Semua itu dilakukan dengan semangat pemikiran kader-kader HMI sebagai insan pemikir (Ulil Albab).
Ada beberapa catatan penting, yang saya ingin beritahukan kepada setiap kader HMI baik pemegang amanah, sebagai yunior, senior dan juga kalangan alumni. Tatanan perkaderan,ketertarikan ber-HMI haruslah kita benahi bersama, berarti dibutuhkan pengorbanan. Jadikan organisasi ini sebagai alat untuk mencapai tujuan HMI (tetapi Tujuan keumatan dan kebangsaan). Jangan pernah mencampuri urusan pribadi ataupun kelompok-kelompok di dalam HMI dalam melangsungkan setiap perjuangan perkaderan HMI. Jangan pernah alumni sekalipun KAHMI dalam mengintervensi, kalau saran dan masukan yang baik untuk umat dan bangsa, maka kami akan menerima. Kita harus duduk bersama melakukan kajian, diskusi atau apapun bentuk pertemuan lainnya dalam menetapkan format perkaderan HMI Cabang Limboto,memberikan hal-hal yang membuat ketertarikan lagi bagi kader-kader “Liar” seperti apa dan bagaimana?, Dengan begitu, Insya Allah kita akan melewati setiap perjuangan dengan hikmat.
Jayalah HMI ku, jayalah Indonesia ku…Jayalah kampusku
Yakin Usaha Sampai…
Tulisan ini aku dedikasikan buat Almamater Hijau Hitam ku…
(Maafkan aku, tak ada maksud untuk melukai mu…)

Jumat, 30 April 2010

SENTUHAN BARU ; Berfikir dalam kearifan, Bergerak dengan keihklasan hati, Berhimpun dalam kebersamaan.


Tuhan telah menciptakan sesuatu yang sangat berharga dalam diri kita, yaitu akal pikiran. Sebagai manusia yang dikarunia akal pikiran, seyogyanya kita harus benar-benar bisa memanfaatkannya. Selalu berpifikir positif merupakan salah satu wujudnya. Pikiran yang positif akan mendorong roh dan jiwa kita untuk selalu bergerak ke arah yang positif pula. Kehidupan ini memang penuh dengan hal-hal negatif. Mereka begitu dekat dengan kita. Dalam sehari, bisa anda hitung, berapa kali anda mendapati hal-hal yang negatif. Namun, dengan berpikir positif, saya yakin, kita pun akan menjadi orang yg arif. Dan berpikir positif dalam suasana kearifan inilah yang kemudian bisa membawa kita menyelami kehidupan di dunia ini, apalagi dalam berorganisasi yakni Ber- HMI dengan penuh makna dan canda tawa. Memang, bukan sebuah hal yang mudah.

Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tentunya memerlukan orang lain dalam memenuhi hajat kehidupannya. Interaksi ini bukan hanya dengan manusia saja, tetapi bisa dengan lingkungan kita juga. Berhimpun dengan sesama dan dengan lingkungan merupakan wujud dari fitrah kita sebagai makhluk sosial. Berhimpun, berkumpul dan berinteraksi seyogyanya dilandasi dengan semangat untuk saling memahami dan memberi nilai positif bagi masing-masing individu. Dengan demikian, akan muncul sebuah kebersamaan yang harmonis serta saling memberi dan menerima.

Berpikir secara arif dan kemudian berhimpun dalam sebuah kebersamaan saja tentunya tidak akan menghasilkan apa-apa dalam kita berproses mencari makna hidup. Oleh karenanya, kita perlu bergerak dan bertindak. Ide2 yang muncul dari sebuah pemikiran yang cerdas dan kreatif dengan dilandasi kearifan tidak kemudian serta merta akan mengubah kita menjadi lebih baik dan mendekat kepada kebenaran. Demikian juga ketika ide2 tersebut telah dikomunikasikan lewat sebuah himpunan yang harmonis, namun toh hanya menjadi bahan diskusi semata tanpa tindakan yang nyata sama juga bohong. Hidup harus bergerak dan bergerak, berubah dan berubah untuk menjadi lebih baik. Hidup itu untuk berproses, karena sejatinya proses itu lebih mempunyai makna daripada hasil. Hasil sudah menjadi wewenang Tuhan. Ikhtiar adalah sebuah proses.

Dan supaya ikhtiar kita tidak ternoda oleh sesuatu yang negatif, maka menerima dengan keikhlasan dari hasil jerih payah kita adalah sebuah tindakan yang tepat. Seperti yang saya katakan di atas tadi, hasil adalah wewenang Tuhan. Maka jalan terbaik kita ketika menerima hasil dari proses tersebut adalah dengan keikhlasan. Hasil baik dan buruk, hasil benar dan salah, bukanlah sebuah hal yang harus diselali, ketika kita sudah berikhtiar sebaik dan sekuat mungkin. Dengan keikhlasan, saya yakin Tuhan pun akan memberikan yang terbaik buat kita.

Go A Head HMI Cabang Limboto !!! Yakusa